Pendidikan bagi Anak Balita


Selasa, 11 Januari, 2005 oleh: Siswono
Pendidikan bagi Anak Balita
Gizi.net - Konvensi PBB tentang Hak Anak (KHA) menghormati hak pendidikan sebagai hak fundamental anak. Walau dalam situasi darurat sekali pun, baik terkait masalah konflik maupun berkaitan dengan bencana alam mahadahsyat, menurut Pasal 29 KHA, pendidikan anak tetap mengacu norma yang berbasis kesetaraan kesempatan.

Anak-anak yang masih di bawah umur lima tahun (balita), selalu memberikan respons yang asertif, lucu, menantang, dan punya sifat ingin tahu. Balita juga suka menyanyi, energik, banyak mengoceh, suka mengamati, memiliki kepercayaan diri, dan tidak bisa diramalkan.

Pada saat itu, anak-anak menampung semua yang berada di sekeliling mereka. Semua yang ada dalam lingkungan mereka ditangkap melalui panca indera. Pada saat itu mereka memiliki kemampuan penangkapan yang jauh lebih besar daripada orang dewasa.

Ketika anak berumur tiga tahun, anak mengalami perkembangan otak yang sangat pesat. Di dalam otak anak terdapat satu triliun jaringan, dua kali jumlah jaringan yang dimiliki orang dewasa.

Sel-sel otak yang disebut neuron dihubungkan sel-sel lain yang terjadi sebelum kelahiran. Sel-sel itu mengontrol detak jantung, napas, refleks, serta mengatur fungsi-fungsi lainnya. Sel-sel tersebut memberikan sinyal-sinyal dalam dorongan elektrik yang bergerak sepanjang sel syaraf. Masing-masing sel dapat berhubungan dengan 15.000 sel lainnya yang disebut synapse.

Otak yang sangat padat dengan jaringan itu akan terus tumbuh hingga ia berumur 10 tahun. Setelah itu jaringan-jaringan tambahan itu akan dibuang sesuai dengan yang tidak diperlukan lagi. Secara perlahan, otak akan menata ketidakteraturan kabel-kabel yang jumlahnya tidak terhitung itu.

Beberapa penelitian menunjukkan terjadi peningkatan produksi synapse sampai tiga kali orang dewasa pada anak yang berumur antara tiga sampai 10 tahun. Pada umur 11 tahun, otak memulai mekanisme kerjanya membuang synapse-synapse yang tidak dibutuhkan. Otak membuang synapse yang tidak dibutuhkan berdasarkan sel-sel yang sering digunakan. Kalau suatu sel sering digunakan, sel itu akan dipertahankan, tetapi kalau tidak dibuang, akan dipertahankan.

Seperti halnya anak yang pada saat kecil sering dilatih menyanyi atau lainnya, sel-sel tersebut akan dipertahankan sampai mereka besar. Jadi, semakin banyak pelatihan yang diberikan orangtua sejak anak kecil dan sering digunakan, sel-sel tersebut akan tertahan dan digunakan hingga mereka besar.

Para ilmuwan berpendapat, pengalaman-pengalaman awal anak secara mendalam akan memicu otak dalam mengubah pola berpikir tentang kebutuhan-kebutuhan anak. Selain itu kapasitas individu untuk belajar dalam berbagai latar bergantung pada hubungan dengan alam atau bakat (nature) dan pengasuhan atau pendidikan (nurture) yang diberikan.

Otak manusia terkonstruktif dalam cara-cara yang kompleks sehingga mendapatkan manfaat pengalaman dan pendidikan yang diberikan terutama pada tahun-tahun pertama kehidupan.


Masa yang Krusial

Cara paling baik mengembangkan jaringan-jaringan otak anak adalah dengan menyediakan kebutuhan dan keperluan mereka, seperti lingkungan yang sangat merangsang untuk dieksplorasi lebih lanjut. Lingkungan yang aman dan dipenuhi oleh orang-orang yang memberikan tanggapan terhadap kebutuhan intelektual dan emosional mereka.

Jelas sekali pertumbuhan anak saat mereka berumur nol tahun hingga berumur 11 tahun merupakan masa yang krusial untuk perkembangan anak selanjutnya. Masa tersebut merupakan dasar bagi anak dalam pembentukan karakter, pengalaman, dan pola berpikir sesuai dengan apa yang mereka dapat pada saat itu.

Dalam hal ini tidak ada pendidikan secara umum kepada anak sesuai dengan standar pendidikan yang diinginkan pemerintah. Masalah pendidikan anak di bawah lima tahun diserahkan pemerintah kepada setiap keluarga masing-masing.

Kalangan menengah ke atas, memiliki struktur kesejahteraan dan tingkat pendidikan orangtua yang memadai, sehingga mereka bisa menerapkan pola pendidikan kepada anak secara konsisten dan menyeluruh.

Tetapi, bagi kalangan menengah ke bawah, mereka terjebak dalam kondisi di mana harus melakukan usaha penyelamatan terhadap keluarga terlebih dahulu. Bahkan hampir tidak ada upaya pendidikan terpola yang dilakukan para keluarga yang memiliki tingkat kesejahteraan di bawah rata-rata.

Pada dasarnya pemerintah perlu memikirkan dan membuat konsep pendidikan terhadap anak-anak yang berada di bawah umur lima tahun walaupun pelaksanaan itu bisa dilakukan pada setiap keluarga masing-masing.(K-11)

Sumber: http://www.suarapembaruan.com

0 komentar:

Posting Komentar